Penilaian Mesin dan Peralatan (Konsentrasi Penerapan Income Approach) Hari Pertama

Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) MAPPI Jawa Timur (DPD MAPPI JATIM), Mushofah menyampaikan bahwa tantangan dalam profesi penilai adalah inovasi, teknologi dan sumber daya. Diadakannya Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) mesin ini karena masih kurangnya penggunaan pendekatan penilaian menggunakan income approach. Perubahan industri dunia yang menggunakan teknologi 5.0 sehingga perlu diikuti perkembangannya oleh profesi penilai.

Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) MAPPI Muhammad Adil Muttaqin yang mengatakan bahwa penilaian mesin dan peralatan dengan income approach jarang dibahas sehingga jarang diaplikasikan. Adanya kompleksitas penilaian dan kebutuhan dari pengguna, perlu dipenuhi. Penilaian mesin ini juga dijadikan investasi yang dominan. Ada beberapa industri yang cocok dengan penilaian menggunakan pendekatan income approch seperti industri kimia, baja, gas, smelter, armada kendaraan. Mesin merupakan kegiatan utama produksi. Dalam waktu 2 bulan lagi pengurus DPN periode tahun 2020-2024 akan mempertanggungjawabkan tugas yang sudah diberikan dan akan dilanjutkan DPN selanjutnya.

Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Erawati dalam sambutannya mengatakan industri mesin memberikan peran penting bagi transisi perkembangan ekonomi Indonesia dari negara berkembang ke negara maju. Memberi dukungan ke berbagai sektor dapat menciptakan permintaan mesin dan peralatan. Penilaian mesin yang akurat dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat dan menunjang transparansi keuangan yang akurat. Penilaian mesin mempunyai karakteristik yang khusus sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik khusus tersebut.

Narasumber pertama adalah Ketua Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia (KPSPI) Hamid Yusuf yang mengatakan penyelenggara program pendidikan adalah DPD MAPPI Jatim tetapi yang memfasilitasi muatan materi adalah KPSPI. Program ini juga mengikuti KPSPI misalnya PKP. Konsentrasi ini menggunakan pendekatan pendapatan. PPL ini bukan yang pertama, yang pertama di Medan dan fokus objeknya pabrik minyak goreng, sedangkan sekarang objeknya adalah pabrik gula. Tujuan pendidikan adalah memahami bagaimana pendekatan pendapatan untuk diaplikasikan kepada objek penilaian seperti mesin. Materi berisi tentang penghitungan kemunduran fungsi dan ekonomi dengan Discounted Cash Flow (DCF) dan dibandingkan dengan hasil penilaian dengan menggunakan pendekatan biaya.

Model pendidikan ini muatannya ada tiga, penyampaian materi, latihan (workshop) dan evaluasi, ada kuis dan tugas. Sepanjang sequensnya tidak dibatasi, tugas dan kuis bersifat sekuens yang artinya jika tidak dikerjakan tidak bisa maju ke depan. Jika nilai peserta tidak mencapai 60 maka pesertanya di anggap tidak memenuhi syarat untuk diberikan sertifikat. Materi pendidikan ada pengenalan mesin, business enterprise vs equity valuation sebagai gambaran perbedaan, ada materi pendekatan pendapatannya perpaduan teori standar dan prakteknya. Pemahaman penilaian dengan pendekatan pendapatan dianggap agak berat perlu effort untuk serius.

Mesin dan aset merupakan bagian dari jenis personal properti. Personal properti meliputi dua kategori yaitu berwujud dan tidak berwujud, contoh yang berwujud adalah komponen mesin. Persyaratan dalam melakukan penilaian, ada objek, tujuan, dasar nilai, tanggal penilaian. Seseorang bisa mengeluarkan nilai apabila 3 komponen, ada dasar penilaiannya, ada definisi nilai itu sendiri, batasan waktu penilainya. Penilai bukan hanya sekedar hitung menghitung, harus mengetahui tujuannya. Sebagai contoh objeknya adalah tanah, harus diketahui nama pemilik dan jenis haknya. Jika haknya tidak jelas maka tidak bisa dinilai. Nilai Wajar bisa dipakai untuk segala-galanya sedangkan nilai Pasar tidak karena adanya hubungan timbal balik diantara tujuan dengan objek. Objek itu yang akan menentukan akan terpenuhi atau tidak dari sebuah tujuan.

Leave a Reply