Tahu Gimbal
Penulis: Rulan Kis Rianto.
Saya sempat berkeliling kota di Semarang menggunakan bus Trans Semarang dan Trans Jateng. Tarifnya Rp 3.500. Saya mendatangi museum dan mempelajari suasana kotanya dan saya takjub.
Semarang ini kota multietnis yang rukun. Anda bisa menjumpai banyak masjid, gereja, dan bahkan pagoda, pun klentheng. Belanda pun memilih Semarang sebagai kota paling awal dibangunnya jaringan kereta api. Kalau saya melihat video zaman 1930-an, sudah banyak orang Tionghoa tinggal di kota ini. Banyak bangunan indah khas Belanda yang dibangun di kota lumpia ini.
Belanda pasti punya alasan kenapa kota ini yang dipilih sebagai pusat perdagangan dan awal mula jaringan kereta api Indonesia dibangun. Dugaan saya, kota ini sudah kosmopolitan sejak dulu. Kosmopolitan itu maksudnya kota yang di dalamnya terdapat berbagai suku bangsa.
Lalu saya mempelajari sejarah kerajaan zaman Hindu-Budha. Ternyata ada Kerajaan Kalingga, yang diperkirakan berdiri di daerah Semarang pada tahun 594-782 M. Nah, yang menarik, sumber kehidupan kerajaan ini, selain bertani, juga berdagang! Bayangkan, pada tahun sedini itu sudah punya mata pencaharian berdagang. Dan kalau berdagang itu artinya terjadi interaksi di antara masyarakat lain. Mungkin karena lokasi Semarang di daerah pesisir, jadi sangat strategis untuk perdagangan.
Saya juga sempat berkunjung ke Museum Kereta Api di Ambarawa. Lokasinya memang di luar Kota Semarang. Saya sudah lama ngidam tempat ini, dan akhirnya kesampaian juga, tapi kehabisan tiket naik kereta uap Ambarawa-Tutang pergi pulang (PP) seharga Rp 50.000. Besoknya saya mencoba lagi, dan alhamdulillah mendapatkan tiket dan merasakan sensasi naik kereta uap. Jalannya pelan, tapi justru itu bisa lebih menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. Pemandangan yang bisa disaksikan ya permukiman, jalan raya, dan persawahan. Sebenarnya ada satu paket tur yang rutenya lebih jauh yang katanya lebih indah pemandangannya, tapi hari itu ditiadakan karena keretanya rusak.
Saya juga sempat mengunjungi Museum Nissin Biskuit, tempat diproduksinya biskuit Khong Guan. Saya akhirnya tahu siapa bapak yang tidak nampak dari keluarga yang ada di kaleng Khong Guan. Isi museum ini tentang aneka produk yang mereka produksi, seperti Crispy Crackers dan Wafer Nissin. Lokasi museumnya ada di daerah Ungaran yang sejuk. Museum ini juga dilengkapi kafe yang nyaman dengan aneka kuliner yang lezat.
Setelah itu saya mengunjungi Museum Rekor Indonesia (MURI) yang lokasinya bertempat di kantor pabrik Jamu Jago yang didirikan Jaya Suprana. Isinya tentang aneka catatan rekor MURI, seperti musala di bawah tanah yang dalam di lokasi tambang Freeport ternyata. Ada juga tampilan aneka produk Jamu Jago dalam museum ini.
Museum Lawang Sewu tentu saja tidak boleh dilewatkan. Ini tempat yang nyaman untuk nongkrong meski cukup ramai pengunjung. Ada pemutaran film tentang sejarah Lawang Sewu dan Semarang di dalam lokasi dan ada tempat makan juga. Lokasi Lawang Sewu berdekatan dengan Simpang Lima di mana banyak mal di sini.
Kota Lama Semarang yang berlokasi di dekat Stasiun Tawang juga menarik. Ada aneka kafe dan makanan yang dijual di sini. Kalau malam sering ada live music dan menjadi salah satu tujuan utama orang berekreasi.
Soal makanan, Semarang adalah gudangnya. Selain lumpia goreng, juga ada masakan khas bernama mangut yang bahannya dari ikan pari dan dimasak dengan kuah bersantan yang nikmat. Banyak warung di Semarang yang menjual masakan mangut ini. Ini berbeda dengan standar masakan warung di Jawa Timur yang menjual pecel, sayur nangka, dan rawon.
Ada juga makanan berisi lontong, tahu telur, kol dan gimbal udang yang diberi saus kacang yang lezat bernama tahu gimbal. Awalnya saya gak ngeh dengan gimbal, ternyata ini mirip rempeyek udang dengan tepung lebih tebal. Banyak sekali tempat rekomendasi makan tahu gimbal di Semarang. Bahkan warung pinggir jalan juga kadang menjualnya.
Semarang adalah salah satu contoh kota yang punya kerukunan tinggi antar-etnisnya. Saya merasa Semarang punya budaya lebih egaliter karena mungkin sudah terbiasa dengan multibudaya dari dulu. Sebagai tempat wisata, Semarang juga lengkap, ada wilayah pantai dan dataran tinggi yang sejuk.
Ayo ke Semarang!
Sumber foto: perpus.jatengprov.go.id.
Like, Comment, Share akan sangat membantu publikasi