Ocky Rinaldy, Penilai yang Jadi Anak Band

Menekuni profesi penilai ternyata tak membuat Ocky Rinaldy berhenti untuk menyalurkan hobi di bidang musik. Menjadi “anak band” justru membuatnya semakin percaya diri saat tampil di depan orang banyak.

Ocky sudah tertarik dengan musik sejak masih remaja. Ia memilih untuk menjadi seorang vokalis karena tidak tertarik dalam memainkan alat musik. Tapi menjadi seorang frontman rupanya tidak semudah yang ia bayangkan. Ia kerap merasa tidak percaya diri ketika tampil di atas panggung. Namun, ketika sudah menjadi seorang penilai, rasa percaya Ocky jadi meningkat sehingga bisa mengatasi masalahnya dalam menyalurkan hobi bermusik.

“Pernah sangat hafal satu lagu, tapi tetap sering salah dan gemeteran kalau di panggung,” katanya. Pengalaman aktif di Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) ternyata membantu Ocky memupuk rasa percaya diri. Hal itu berawal ketika pada tahun 1999 ia diminta membantu mengajar di pendidikan penilai yang diselenggarakan MAPPI.

“Waktu itu ditawari topik yang tidak ngerti sebenarnya, tapi nekat saja, siapa tahu jadi terlatih di depan orang.  Lama-lama kepercayaan diri terbentuk. Pas awal ngeband sudah umur 40an, sudah tak ada masalah dengan demam panggung. Termasuk telat ya saya ngeband,” ucap Ocky saat ditemui Media Penilai di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat.

Pria yang saat ini berkarier di Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Suwendho Rinaldy dan Rekan ini membentuk band bernama “The Bynals” dan masih bersifat sebagai proyek untuk senang-senang karena hanya sebatas penyalur hobi. Menurut Ocky, bisa menyalurkan hobi di tengah rutinitasnya sebagai penilai bisa membuatnya merasa lebih nyaman.

“Ada komunitas penggemar grup band Queen, yaitu Queenindo. Setiap ada acara di komunitas itu, grup band Goss dan Second Born selalu main. Ketika sekitar tahun 2018, Second Born rate-nya sudah mahal dan Goss bubar. Akhirnya komunitas itu buka penawaran tribute band, dan kami coba daftar untuk enjoy aja sekaligus kenalan sama pengurusnya. Sejak itu kita jadi sering main untuk event Queenindo,” ujarnya.

“Ini band happy-happy aja, meskipun kita kalau tampil sudah dapat bayaran. Saya tidak mikirin itu (bayaran), lebih ke enjoy aja di panggung. Intinya menyalurkan hobi saja, kalau disalurkan jadi lebih lega,” tambahnya.

Namun, meskipun hanya untuk senang-senang, The Bynals menggunakan musisi profesional. “Agar saya tidak perlu mikirin musiknya lagi, bisa tinggal nyanyi saja,” tandasnya.

Karena masih sebatas proyek senang-senang, Ocky tidak merasa dirinya sebagai seorang musisi karena belum pakar dalam bermusik. The Bynals sampai saat ini juga masih sebatas band cover dan belum memiliki karya originalnya.

“Lagu sendiri saat ini tidak ada, masih cover-cover lagu saja. Teman ada yang usul sih rekam lagu sendiri, tapi baru sebatas wacana belum ada realisasinya,” tutupnya

Leave a Reply