“Media Penilai Jadi Sarana Menerima Kritik Publik”

Ketua 1 Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) Guntur Pramudiyanto menyambut baik kehadiran Media Penilai yang mulai dirilis sejak awal November lalu. Menurutnya, selain menyediakan berita dan juga informasi, Media Penilai dapat menjadi sarana untuk menerima kritik dan saran dari publik.

Bagi Guntur, MAPPI bisa mengisi peran melayani publik lewat kritik dan saran yang disampaikan kepada Media Penilai. Kritik dan saran itu, lanjutnya, diharapkan dapat memperbaiki kekurangan pada profesi penilai dan juga MAPPI secara kelembagaan.

“Jadi saluran untuk mengkritisi, mengusulkan atau bertanya. Siapa nih yang harus jawab, saya pikir ada peran MAPPI di sana. Kalau ada masukan MAPPI bisa ambil. Kalau ada kritikan MAPPI bisa perbaiki yang kurang. Kalau ada pertanyaan MAPPI bisa menjawab, agar lebih dipahami masyarakat terkait profesi penilai, biar tidak salah pemahaman saja nanti,” kata Guntur kepada Media Penilai, Rabu (14/11/2023).

Di samping itu, Guntur tidak ingin profesi penilai tertinggal, terutama dari sisi regulasi. Apalagi saat ini perubahan aturan terjadi dengan cepat. Dia khawatir ada penilai yang tidak mendapatkan informasi mengenai aturan terbaru. Sehingga Media Penilai dapat menjadi corong informasi terkait pembaharuan regulasi, sekaligus menjadi jembatan informasi bagi profesi-profesi lain yang kerap bersinggungan dengan penilai.

“Perubahan peraturan itu cepat sekali. Misalnya, tiba-tiba ada aturan yang menyebutkan bahwa setiap penyelesaian aset yang dilakukan kurator, harus dinilai oleh penilai. Bisa jadi, tidak semua penilai tahu, dan tidak semua kurator tahu. Jadi kalau berita itu muncul di Media Penilai, bisa jadi sama-sama tahu,” tambahnya.

Dan yang terpenting, Guntur ingin Media Penilai menjalankan tugas sosialisasi profesi penilai kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dimudahkan dan tidak kesulitan mencari tahu informasi seputar profesi penilai.

Sumber foto: Poros Kalimantan.

Leave a Reply