Stasiun Kereta
Penulis: Rulan Kis Rianto.
Sebelum Ignasius Jonan mereformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI), saya menyaksikan sendiri seorang ibu ditarik kalungnya oleh pencopet dari luar kereta sesaat kereta api mulai berangkat dari Stasiun Pondok Cina. Ibu ini berdiri di dekat pintu kereta api yang tidak tertutup waktu itu dan hanya bisa pasrah. Kejadiannya begitu cepat.
Suasana di dalam kereta sangat tidak nyaman karena sampah bertebaran. Biasanya ada tukang bersih-bersih berbaju lusuh membersihkan sampah dengan sapu dengan gerakan yang kurang sopan dan meminta uang jasa ke penumpang.
Kondisi berubah drastis setelah Jonan berkuasa. Kereta api, utamanya KRL Jabodetabek, menjadi sangat nyaman dan humanis. Tempo hari saya memberi informasi ke petugas keamanan tentang seorang lansia yang sedang muntah di pojok ruang tunggu Stasiun Manggarai, dengan sigap si petugas menghampiri si bapak lansia dan mengarahkannya ke pos kesehatan. Beberapa minggu yang lalu saya melihat petugas keamanan menuntun ibu lansia yang susah berjalan untuk menuju kereta. Ada pula petugas keamanan yang menyediakan kursi roda bagi penumpang yang akan naik atau turun dari kereta.
Saya sering mengamati perilaku penumpang muda terhadap penumpang lansia, sekitar 70-80% penumpang muda memberikan tempat duduknya bagi para lansia yang berdiri. Kadang ada penumpang yang menegur ketika ada penumpang lain jika tidak memberikan tempat duduknya ke lansia. Tindakan yang sama kadang juga dilakukan petugas keamanan terhadap penumpang muda yang cuek. Kultur yang sangat positif dan menyenangkan.
Semangat kerja keras juga seringkali tercermin di stasiun kereta, seperti kejadian di Stasiun PasarĀ Minggu di mana jam 4.45 banyak orang berlarian keluar stasiun kereta. Akhir-akhir ini saya baru paham jika mereka mengejar bus jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang yang berangkat jam 5.00.
Kadang saya nongkrong di Stasiun Manggarai dan Stasiun Duri dan seringkali mendapati rombongan penumpang yang berlari bersama tanpa dikomando agar tidak ketinggalan kereta. Orang-orang ini bahkan sudah hafal pintu kereta mana yang terdekat dengan tangga turun.
Ada 950 ribu penumpang per hari yang menggunakan KRL dan ternyata mereka bisa tertib. Ada banyak kebaikan yang terjadi setiap harinya di stasiun kereta yang membuktikan bahwa kita bisa menjadi bangsa yang beradab dalam skala mikro.
Sumber foto: bisnis.com.
Like, Comment, Share akan sangat membantu publikasi