Njo Anastasia, Penilai Publik Pertama Bergelar Profesor
Njo Anastasia terbilang sangat istimewa. Ia adalah penilai publik pertama yang bergelar profesor. Pada Jumat (26/1/2024), ia dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan. Pengukuhannya sebagai profesor dilaksanakan pada Rapat Terbuka Senat Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya.
Dalam pidato pengukuhan gelar profesor, Anastasia membawakan orasi ilmiah dengan judul “Dual Process & Dual Motives Pembelian Rumah pada Pasar Real Estate di Indonesia”. Sebagai penilai publik, Anastasia tergabung dalam Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Rengganis, Hamid & Rekan (KJPP RHR). Namun, sebagai akademisi, ia mengajar di Finance & Investment Program pada School of Business and Management (SBM) UKP.
Baik sebagai penilai publik maupun akademisi, ia punya pengalaman segudang di bidang manajemen keuangan. Selama bertahun-tahun, misalnya, Anastasia mendalami manajemen keuangan perusahaan, personal, serta topik-topik terkait properti.
Ia bercerita, ketertarikannya pada manajemen keuangan dan properti dirasakannya sejak di bangku SMA. Selepas SMA, Anastasia memilih melanjutkan kuliah di UKP.
“Saya mengambil kuliah ekonomi di UKP sebab memiliki konsentrasi real estate sebagai angkatan pertama. Rasa cinta pada objek-objek real estate yang unik membuat saya berusaha mendalami keuangan real estate, baik secara corporate maupun personal,” ujar Anastasia.
Usai lulus sebagai Sarjana Ekonomi, keinginannya untuk menuntut ilmu terus berlanjut. Ia mengambil program Magister Property Management, Civil Engineering di UKP. Setelah lulus S2, Anastasia kemudian menjadi dosen di universitas yang sama. Tahun 2017, Anastasia kemudian melanjutkan jenjang pendidikan Doktor Manajemen Keuangan di Universitas Airlangga.
Terkait gelar profesor yang diperolehnya, ia mengakui bahwa hal tersebut merupakan jenjang akademi tertinggi. “Jadi kalau bisa mencapainya itu lebih baik,” ujar Anastasia yang juga merupakan Kepala Laboratorium Perancangan dan Produk Keuangan SBM UKP.
Spirit Tri Darma Perguruan Tinggi menjadi pendorongnya sebagai dosen untuk bisa menggapai gelar profesor, salah satunya dengan melakukan penelitian yang rutin dilakukannya. Hasil penelitiannya tersebut banyak dipublikasikan di jurnal-jurnal nasional dan internasional. Sebagai dosen, dirinya juga selalu menyemangati mahasiswanya untuk bisa menulis di jurnal nasional maupun internasional.
Ibu tiga orang anak ini tidak pernah membayangkan bisa memperoleh gelar profesor yang merupakan impian seorang dosen. Ia hanya terus giat melakukan berbagai penelitian ilmiah tanpa berpikir panjang selain demi nilai-nilai keilmuan. Berkat ketekunannya itu, Anastasia telah menghasilkan lima buku, dua dalam bentuk comic books dan tiga textbooks.
Topik penelitian guru besar dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan ini lebih banyak ke arah bahasan properti, khususnya perilaku orang dalam membeli properti, termasuk para generasi muda baik itu generasi millennial maupun generasi Z.
“Generasi millennial merupakan generasi transisi, jadi tetap perlu diedukasi supaya lebih paham dalam urusan pembelian properti. Mereka masih dalam taraf generasi muda, terus kondisi finansialnya masih terbatas, dan mereka juga membutuhkan tempat tinggal,” ujarnya.
“Sehingga mereka perlu mempersiapkan diri secara finansial selain dari menabung. Mereka harus diedukasi untuk melakukan investasi, harus diedukasi bagaimana memilih properti yang benar supaya mereka tidak mengalami kerugian,” jelasnya.
Yang menarik, meskipun sibuk sebagai dosen dan peneliti, ia juga menekuni profesi penilai bahkan sejak tahun 1997. “Lulus S1 saya kemudian menjadi penilai. Kemudian tahun 1998 saya kuliah S2, lalu setelah lulus saya kemudian menjadi dosen. Lalu sekitar tahun 2000-an, saya mengajukan untuk menjadi penilai publik,” paparnya.
Menjalani dua profesi sebagai dosen dan penilai publik memang mengharuskan Anastasia pandai mengatur waktu. “Namun, secara komposisi saya lebih menjadi dosen, untuk penilai publiknya jarang-jarang. Tapi untuk penilai, saya lebih mengarah pada pengajarannya. Jadi kalau di MAPPI, saya fokus seperti menyusun kurikulum, membuat buku, melakukan pengajaran di kelas-kelas MAPPI,” ungkap Anastasia.
Terkait pendidikan di MAPPI, Anastasia mengatakan saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan saat dirinya meniti karier sebagai penilai untuk pertama kalinya. “Tapi tetap perlu ditingkatkan dan dikembangkan terus. Semangat untuk belajar itu tetap harus ditingkatkan, karena menjadi penilai itu butuh ketelitian, butuh pengetahuan tambahan yang baru karena banyak update ilmu. Jadi saya berharap teman-teman bisa tetap punya semangat untuk memperkaya pengetahuannya,” pesannya.
Like, Comment, Share akan sangat membantu publikasi