Workshop on The 3D Spatial Data Establishment and Management

Acara ini diselenggarakan dalam rangka pengembangan pengelolaan data kadaster 3D dan menindaklanjuti kerjasama Kementerian ATR/BPN dengan LX Korea untuk Digital Twin-based Smart City 3D Space Rights Solution. Acara ini diharapkan menghasilkan solusi inovatif yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi tantangan dalam pemetaan dan pengelolaan data.

Acara dibuka dengan sambutan Direktur Pengukuran dan Pemetaan Kadastral Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementrian ATR/BPN) Herjon C. M. Panggabean yang berharap acara diskusi dan kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi yang dapat diimplementasikan dalam pengelolaan dan pemetaan data tiga dimensi (3D). Herjon memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap para peserta yang hadir, LX Korea dan EGIS atas dukungan teknis dan berbagi pengetahuan, pengalaman serta best practice dalam pemetaan 3D melalui kerjasama dengan Kementrian ATR/BPN, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas sharing knowledge terkait City Information Modelling (CIM), Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atas dukungan implementasi 3D Kadaster di Indonesia. Herjon juga mengapresiasi kalangan akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah aktif dalam kajian teknis pengembangan pemetaan 3D.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dengan narasumber dari LX Korea dan EGIS dengan topik “Korean 3D Construction and Use Cases”.  Narasumber pertama dari LX Korea menjelaskan proses pembuatan modelling 3D dengan tahap sebagai berikut:

  1. Data Acquisition
  2. 3D Mesh Implementation
  3. Texture Implementation
  4. Mapping
  5. 3D Model Extraction and Verification

Narasumber juga menjelaskan berbagai software yang dapat digunakan untuk pembuatan modelling 3D. Narasumber menjelaskan secara lebih detail tentang kelima proses pembuatan modelling 3D di atas, mulai data acquisition hingga 3D model extraction and verification.

Narasumber kedua dari EGIS menjelaskan tentang contoh penerapan pemodelan 3D yang dibagi empat kategori yakni :

  1. Disaster Safety Field
  2. Integrated Control Field
  3. Facility Management Field
  4. Other Digital Twin Application Areas

Contoh aplikasi disaster safety field adalah XD Flood yakni sistem yang dapat memprediksikan terjadinya banjir dan analisis solusinya. XD Forest dan XD CCTV adalah contoh sistem dari kategori integrated control field. Contoh kategori facility management field adalah XD Under FMS untuk melakukan monitor terhadap persediaan air. XD Construction untuk memonitor progres pembangunan konstruksi juga menjadi contoh sistem dari kategori facility management field. Contoh yang di luar ketiga kategori di atas adalah XD Rosa, sistem yang memprediksi pelanggaran terhadap hak memperoleh sinar matahari.

Narasumber ketiga adalah Kepala Bidang Data dan Informasi dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementrian PUPR Komang Sri Hartini yang menjelaskan tentang CIM. Komang menjelaskan alasan penggunaan CIM yakni :

  1. Efisiensi perencanaan kota
  2. Pengelolaan sumber daya dan infrastruktur
  3. Pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan
  4. Pemahaman lebih baik tentang kota

Komang juga menjelaskan proses bisnis CIM yang meliputi pengumpulan data, integrasi data dan visualisasi data. Hubungan CIM dengan Building Information Modelling (BIM) juga dijelaskan bahwa CIM adalah level selanjutnya dari BIM. Komang juga menjelaskan tentang standarisasi data, kebutuhan data dan contoh penggunaan CIM. Peta jalan penggunaan BIM di Kementrian PUPR juga dijelaskan sejak tahun 2023 hingga 2029. Peta jalan dimulai dari pengumpulan data BIM untuk paket Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada tahun 2023 hingga semua paket pekerjaan Kementrian PUPR harus sudah menerapkan BIM dan data sudah terintegrasi dengan Barang Milik Negara (BMN).

Narasumber keempat adalah Fajar dari Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Kadastral Kementrian ATR/BPN. Fajar memberikan materi berjudul “Development of 3D Cadastre Database”. Latar belakang pembuatan sistem ini adalah makin bertambahnya populasi penduduk dan makin terbatasnya ruang dan lahan sehingga diperlukan lebih banyak pembangunan infrastruktur vertikal. Fajar juga menjelaskan tentang beberapa persyaratan sistem ini diantaranya adalah sistem harus mampu menyimpan informasi semantik, topologi, geometri dan metadata. Fajar juga menjelaskan rancangan umum sistem, data utama (ruang legal), data pendukung, teknologi dan arsitektur sistem.

Leave a Reply