Fokus b’smar+way pada Tiga Pilar Demi MAPPI yang Adaptif dan Transformatif
Bakal calon Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Budi Prasodjo, Dewi Smaragdina dan Wahyu Mahendra atau disingkat b’smar+way bakal bertarung dalam pemilihan DPN Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) periode 2024-2028. Paket b’smar+way akan berhadapan dengan paket bakal calon DPN Nirwan Lioga, Ahmad Huda dan Dedy Muhammad (WAH1D) melalui pemilihan di Musyawarah Nasional (Munas) XIII MAPPI September 2024. Paket b’smar+way yang mendapat nomor urut 1 telah mempersiapkan diri secara baik untuk meraih kemenangan. Salah satunya lewat fokus tiga pilar demi memajukan MAPPI yang adaptif dan transformatif. Saat ditemui di kantornya kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2024), Budi Prasodjo mengatakan, tiga pilar yang menjadi concern b’smar+way terdiri dari kompetensi, kolaborasi, dan keterbukaan. Tanpa ragu, Budi yang pun membeberkan pilar-pilar krusial tersebut.
Pertama, pilar kompetensi. Maka tulang punggungnya adalah peningkatan kemampuan profesi (anggota) melalui pendidikan, pengalaman, dan etika. Peningkatan kemampuan profesi itu wajib dijalankan agar anggota MAPPI menambah keilmuan secara terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Karena penilai merupakan profesi dan peningkatan kompetensi bisa melalui seminar dan workshop.
Pilar berikutnya atau kedua yaitu kolaborasi yang akan diimplementasikan secara internal dan eksternal. Kolaborasi internal menitikberatkan pada pendayagunaan lembaga di MAPPI baik DPN sebagai pengurus pusat dan organisasi yang melekat serta kerja sama dengan DPD MAPPI. Langkah semacam itu diharapkan memberi manfaat keprofesian. Salah satunya agar biaya pendidikan bagi penilai lebih terjangkau. Artinya, penilai muda mendapatkan ilmu bermanfaat tapi tidak berbiaya tinggi. Kemudian, terkait kolaborasi eksternal, b’smar+way menekankan kerja sama antara lain dengan Dewan Penilai (DP) MAPPI. Menurut Budi, hal ini penting menyangkut upaya memaksimalkan perlindungan hukum bagi anggota MAPPI.
Secara khusus, kata pria yang aktif sebagai pengurus MAPPI sejak tahun 2008 itu, dirinya yang disepakati sebagai calon ketua umum dan Dewi Smaragdina serta Wahyu Mahendra sebagai calon ketua satu serta calon ketua dua itu akan melanjutkan upaya pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penilai menjadi UU. Sebab, pengesahan itu bakal mampu menghadirkan perlindungan hukum lebih konkret bagi penilai dan juga masyarakat. Sejauh ini, regulasi terkait penilai masih sebatas Peraturan Menteri Keuangan. Padahal, Budi mengatakan, apa yang dilakukan penilai berkaitan dengan banyak sektor. Sebagai contoh, aturan mengenai penilai pertanahan yang terbilang sudah memadai. Namun, aturan ini hanya mengenai sektor pertanahan. Sedangkan penilaian itu dalam banyak hal. Kemudian, tak dimungkiri adanya kasus terkait penilai yang tak memiliki kompetensi dan lisensi sehingga merugikan masyarakat. Jika RUU Penilai sudah disahkan oleh DPR, maka kasus-kasus yang merugikan masyarakat bisa ditanggulangi. UU itu akan melindungi masyarakat secara umum dan memastikan bahwa apa yang dilakukan penilai punya tahapan jelas dan diakui negara. Karena itu, kerja sama dengan dengan regulator, lembaga pemerintahan, dan aparat penegak hukum perlu terus didorong agar UU Penilai bisa terwujud. Lebih lanjut, masih menyangkut kolaborasi eksternal, b’smar+way juga bakal menggandeng Ikatan Kantor Jasa Penilai Publik (IKJPP) guna meningkatkan potensi bisnis yang tak hanya berkutat pada sektor penilaian. IKJPP membawahi bisnis-bisnis, kantor. Dengan demikian, kerja sama yang terjalin diyakini bisa menghasilkan bisnis dalam skala lebih luas.
Sementara, terkait pilar keterbukaan, apa yang ditempuh harus mampu disosialisasikan dan diterjemahkan kepada anggota sedemikian rupa. Informasi dan komunikasi menyangkut kebijakan pun terjalin baik. Budi sendiri optimistis apabila paket b’smar+way terpilih sebagai DPN MAPPI periode 2024-2028 bakal mampu mengimplementasikan visi, misi, serta program dengan baik. Sebab, Budi Prasodjo memiliki rekam jejak yang panjang sebagai pengurus MAPPI. Tercatat, antara lain, Budi sudah mengemban ketua bidang keanggotaan pada 2008. Selanjutnya, lelaki paruh baya ini menjabat sekretaris umum setelah Munas MAPPI 2012. Ia juga pernah duduk di dalam DPN MAPPI selama dua periode yakni, 2016-2020 dan 2020-2024. Pada periode 2016-2020, DPN yang dihuni Ketua Umum Ocky Danuza bersama Wakil Ketua Umum I dan II yaitu Muttaqin dan Budi Prasodjo antara lain menghadirkan inovasi menyangkut digitalisasi. Selanjutnya, pada DPN MAPPI periode 2020-2024, Budi Prasodjo diberi amanat sebagai Ketua Komite Ujian Sertififikasi Penilai (USP). Budi yakin akan bisa bersinergi dengan Dewi Smaragdina dan Wahyu Mahendra. Sebab, Dewi dan Wahyu dipandang merupakan sosok berkompeten yang sudah banyak malang melintang menjalani profesi penilai dan berkontribusi pada MAPPI.
Sementara, calon wakil ketua satu paket b’smar+way, Dewi Smaragdina angkat bicara soal dua dari tiga pilar digulirkan paket b’smar+way, yakni terkait kompetensi dan kolaborasi. Pasalnya, pilar kompetensi membuat kemampuan penilai lebih baik dalam melakukan pekerjaan penilaian seiring daya saing yang semakin ketat. Soal pilar kolaborasi, implementasinya akan diwujudkan melalui Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan aparat penegak hukum guna memberikan kepastian perlindungan hukum kepada anggota penilai dengan menyelesaikan permasalahan secara internal di MAPPI terlebih dahulu.
Salah satunya dengan memastikan database yang baik sehingga penilai tidak selalu dipermasalahkan dalam penggunaan data pembanding yang sering dituduhkan tidak benar oleh para pihak. Dewi percaya bersama Budi Prasodjo dan Wahyu Mahendra akan bisa berjalan beriringan memimpin DPN MAPPI apabila terpilih dalam Munas bulan depan. Ia pun menyebut Budi Prasodjo sebagai sosok yang sudah dikenalnya cukup lama dan memiliki integritas serta komitmen.
Sedangkan Wahyu Mahendra, Dewi memandangnya sebagai penilai muda yang mau belajar dan melakukan inovasi. Ia optimistis b’smar+way akan membawa MAPPI sebagai organisasi terdepan dapat dipercaya dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi dalam era globalisasi. Calon wakil ketua dua paket b’smar+way, Wahyu Mahendra mengatakan, dirinya bersama Budi Prasodjo dan Dewi Smaragdina sudah berbagi tugas dan fokus apabila terpilih sebagai DPN MAPPI periode 2024-2028. Wahyu akan fokus kepada pembenahan internal. Hal ini terkait latar belakangnya yang berasal dari DPD Jawa Tengah (Jateng). Sedangkan, Dewi Smaragdina disebut akan fokus ke bidang eksternal baik lingkup dalam dan luar negeri. Mengingat, pengalaman Dewi Smaragdina akan sangat membantu terkait hubungan eksternal. Targetnya, MAPPI bisa berbicara tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga internasional. Wahyu optimistis paket b’smar+way akan terpilih sebagai DPN MAPPI periode 2024-2028. Sebab, para anggota MAPPI dinilai bisa melihat program maupun visi dan misi yang ditawarkan paket b’smar+way.
Like, Comment, Share akan sangat membantu publikasi