Aset Digital Hingga Artificial Intelligence (AI) Menjadi Bahasan Utama IVSC AGM Hong Kong 2024
International Valuation Standards Council (IVSC) Annual General Meeting (AGM) atau pertemuan tahunan Dewan Standar Penilaian Internasional telah berlangsung di Dorsett Kai Tak Hotel, Hong Kong, SAR, China pada Rabu-Jumat (20-22/11/2024) lalu. Beberapa isu terkini seperti penilaian aset digital, aset piala hingga artificial intelligent (AI) atau kecerdasan artifisial telah menjadi salah satu topik menarik yang direkomendasikan oleh para stakeholders untuk dibahas pada agenda IVS tahun 2025.
Ketua Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia (KPSPI) MAPPI, Hamid Yusuf beserta tim turut hadir dalam agenda pertemuan tersebut bersama Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan RI, Erawati.
Salah satu tim KPSPI MAPPI, Rengganis Kartomo mengatakan bahwa acara AGM terdiri dari rapat-rapat teknis Standards Boards (Tangible Assets, Business & Intangible Assets, Financial Instruments), Membership & Standards Recognition Committee serta Standard Review Board yang membahas hasil konsultasi kepada stakeholders atas usulan topik (agenda consultation) yang akan dikerjakan pada IVS 2025 mendatang.
Menurut Rengganis, ada 11 topik tambahan yang akan dibahas oleh IVS untuk dua tahun mendatang. Kesebelas topik tersebut antara lain :
- Capital Structure Considerations
- Digital Assets
- Discounts and Premia
- Investigations & Evidence
- Internally Generated Tangible Assets
- Model Calibration
- Private vs Public Markets
- Prudential Value for Immovable Assets
- Trophy Assets
- Valuation Adjustments for Financial Instruments
- Weighting of Inputs & Outputs
Setelah tema tersebut selesai dibahas, kemudian dilanjutkan beberapa proyeksi tema pembahasan, tentang Agricultural and Plantation Land/Biological Assets, Bases of Value, Compulsory Purchase, Early-stage Business, Insurance Valuations, Quality Control and Individual Valuer, Transfer Pricing dan Valuation Reviews.
“Konsultasi yang dilakukan setiap tiga tahun ini untuk mendapatkan feedback dari stakeholders. Dan kesimpulannya bahwa mayoritas responden (89% dan 84.5%) menyetujui usulan topik tadi,” terang Rengganis.
Pada saat bersamaan, sambungnya, juga terdapat Advisory Forum yang diikuti oleh asosiasi penilai (Valuers Professional Organization), regulator dan akademisi anggota IVSC.
Beberapa isu yang diangkat pada forum kali ini antara lain mengenai :
- Valuation & Artificial Intelligence
- Understanding the valuation requirement in Development Bank Projects (ADB), khususnya untuk penilaian unregistered land yang harus memastikan masyarakat terdampak dikembalikan tingkat kehidupannya secara layak
- Update on Quality Assurance Review
- How to Establish Quality Control in a Valuation Boutique (sole-proprietorship firm)
Implementasi ESG dalam Penilaian
Pada hari pemungkas yang juga bertepatan dengan peringatan ke-40 Hong Kong Institute of Surveyors (HKIS) selaku tuan rumah yang bekerja sama dengan IVSC dalam penyelenggaraan AGM 2024, terdapat konferensi penilaian yang antara lain mengangkat topik seputar implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) dalam penilaian.
Selain itu, ujar Rengganis, juga muncul pembahasan soal penerapan IFRS (ISSB-International Sustainability Standards Board) yang sudah dilakukan sejak Januari 2024. “Ada kaitannya dengan persyaratan pengungkapan oleh entitas yang diatur di IFRS S1 untuk risiko dan kesempatan yang berhubungan dengan sustainability. Sedangkan IFRS S2 untuk risiko dan kesempatan yang berhubungan dengan iklim,” pungkas Rengganis.
IVSC AGM 2024 ini mempertemukan lebih dari 200 orang delegasi profesional dari asosiasi penilai, regulator, badan penyusun standar penilaian maupun akademisi dari 137 negara. Anggota standards board sendiri hingga saat ini berasal dari 42 negara, termasuk Indonesia. IVSC juga telah bekerja sama dengan International Organization of Securities Commission (IOSCO) dan IASB dalam hal pengembangan standar berkualitas lebih tinggi guna melindungi kepentingan publik.
IVSC juga telah memiliki kantor untuk wilayah asia dan juga membentuk Asia Committee untuk memromosikan penerapan IVS secara konsisten di dunia, dan regional asia khususnya. Setelah sebelumnya diketuai oleh Gita Wirjawan, Asia Committee untuk periode mendatang akan diketuai oleh Marty Natalegawa. (fas)
Like, Comment, Share akan sangat membantu publikasi