Pan Pacific Congress ke-32 : Delegasi Indonesia Bawakan Isu Dampak Sosial Pengadaan Lahan dan Perubahan Iklim

Singapura—Dua orang delegasi dari Indonesia menjadi narasumber dalam 32nd Pan Pacific Congress (PPC) yang berlangsung di Concorde Hotel Singapure pada 29 September – 2 Oktober 2025. Dalam kongres asosiasi profesi penilai se-Asia Pasifik tersebut, narasumber dari Indonesia yang diwakili oleh dua pengurus Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) membawakan isu mengenai dampak sosial pengadaan lahan untuk kepentingan umum dan dampak sosial dari perubahan iklim.

Ni Luh Asti Widyahari, salah satu Penilai Publik yang menjadi narasumber menyoroti urgensi “Why Indirect Impacts Matter in Land Acquisition in Indonesia: The Role of Valuers.”

Di hadapan para peserta PPC, Asti menilai bahwa pengadaan tanah seringkali menjadi titik rawan dalam proyek pembangunan, di mana konflik kepentingan antara kebutuhan publik dan hak-hak individu pemilik lahan dan individu yang tidak terdampak secara langsung dapat memicu masalah yang lebih panjang.

Dalam situasi seperti itu, Penilai berada di posisi kunci dalam tahapan pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Penilai telah diberi mandat secara legal untuk menghitung ganti kerugian tidak hanya atas tanah dan aset fisik, tetapi juga atas kerugian lain yang dapat dinilai (other assessable losses).

Berdasarkan pijakan legal tersebut, maka Penilai harus mengintegrasikan dampak-dampak tidak langsung seperti aspek sosial, ekonomi dan lingkungan ke dalam penilaian. Hal itu juga sekaligus menegaskan kewajiban Penilai untuk bertindak secara independen dan profesional sebagai pengaman (safeguard) bagi semua pihak.

“Penilai bukan hanya berperan teknis menghitung angka kompensasi, tetapi juga menjalankan fungsi moral sebagai “agent of justice” yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat, memastikan kompensasi yang adil, serta memberikan rekomendasi untuk meminimalisir konflik-konflik di kemudian hari,” jelas Asti.

Sementara Dewi Smaragdina, narasumber yang juga Ketua I Dewan Pimpinan Nasional (DPN) MAPPI mengangkat isu perubahan iklim yang semakin mengancam kelangsungan nilai properti di daerah pesisir.

Dewi membahas topik vital berjudul “Climate Change and Coastal Erosion Process” karena dilatarbelakangi kondisi beberapa daerah pesisir di Indonesia yang sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut dan abrasi pantai.

Dewi menekankan perlunya Penilai untuk memasukkan risiko iklim ke dalam analisis penilaian, terutama untuk properti di area pesisir. Abrasi pantai dan banjir rob yang kian intens bukan lagi sekadar isu lingkungan, melainkan faktor pengurang nilai (depreciation factor) yang signifikan.

Karena itu, Penilai perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses erosi, proyeksi kenaikan air laut dan dampaknya terhadap properti seperti infrastruktur, resort dan permukiman.

“Integrasi antara data ilmiah dan geospasial akan sangat membantu dalam melakukan penilaian berbasis risiko yang sangat krusial sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan keputusan berinvestasi dan asuransi,” papar Dewi.

 

Indonesia Tuan Rumah Pan Pacific Congress (PPC) ke-33 Tahun 2027

Pengakuan terhadap profesionalisme dan kontribusi Penilai Indonesia semakin dikukuhkan dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pan Pacific Congress (PPC) ke-33 pada tahun 2027. Penyelenggaraan PPC ke-33 ini akan menjadi yang kedua kalinya bagi Indonesia, setelah sukses menjadi tuan rumah pada tahun 2010 silam di Bali.

Ketua Umum DPN MAPPI, Budi Prasodjo, yang juga pemimpin delegasi Indonesia pada PPC ke-32 mengatakan bahwa menjadi tuan rumah PPC ke-33 akan memberikan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menampilkan kemajuan di sektor properti dan penilaian, termasuk kebijakan, regulasi dan praktik terbaik, terutama dalam isu-isu spesifik seperti penilaian di negara berkembang dan tantangan iklim.

PPC ke-33 antara lain akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang standar penilaian internasional terbaru dan isu-isu global seperti Sustainable Valuation, Digital Valuation dan Asset Valuation for Green Economy.

“PPC 2027 juga akan meningkatkan citra dan daya tarik investasi Indonesia di mata komunitas properti internasional, sekaligus menegaskan bahwa posisi Indonesia sebagai pemain kunci di kawasan Asia Pasifik,” terang Budi.

Delegasi dari Indonesia yang mengikuti PPC ke-32 sebanyak 9 orang, yakni Nur Ali Nugroho, Indrastuti, Ristia Kurnia, M.A. Muttaqin, Dewi Smaragdina (narasumber), Budi Prasodjo (pemimpin delegasi), Susan Widjojo, Ni Luh Asti Widyahari (narasumber) dan M. Fatwa.

Ms Sun Xueling, Senior Minister of State Ministry of National Development and Ministry of Transport Singapore menjadi tamu kehormatan dalam kongres yang dihadiri oleh para peserta dari 11 organisasi asosiasi penilai dari 9 negara Asia Pasifik.

 

Penulis : Ni Luh Asti Widyahari

Editor : Farid Syah, Eka Vanda

Leave a Reply